Refleksi Paskah
Paskah adalah perayaan kemenangan Allah atas Maut. Peristiwa Paskah adalah puncak karya keselamatan yang dikerjakan oleh sang Juru selamat, Yesus Kristus. Tiga hari sebelumnya, Sang Juruselamat dihina, diejek, diludahi, dipukuli. Bahkan, Ia dihabisi dengan intrik yang licik. Banyak orang hampir-hampir tak mengenali siapa diri-Nya, karena tubuh-Nya penuh luka dan darah. Luka mengangga, darah segar mengalir akibat pukulan tak kenal belas kasihan dari para tentara Romawi..
Banyak pengikut-Nya yang lari meninggalkanNya. Ia “sendirian” menjalani kekejaman itu. Hanya dari kejauhan saja para murid dan pengikut-Nya menatap Sang Guru dan Tuhan mereka. Mereka iba tapi tak mampu berbuat apa-apa. Sang Juruselamat bukan menyerah pasrah karena kalah, bukan. Ia berkurban. Ia memberikan diri-Nya menjadi tebusan bagi dunia.
Ketika para pengikut-Nya berkabung atas “kepergian-Nya”, berita aneh tapi nyata menyapa para murid Yesus. Pagi-pagi sekali, para perempuan yang menjenguk ke kubur Yesus berkata bahwa Ia hidup. Yesus, Sang Juruselamat yang terbukti mati dan dikuburkan telah bangkit. Para murid itu bergegas, membuktikan tentang berita itu. Dan, terbukti Ia bangkit. Kehancuran dan kepedihan hati telah diganti dengan harapan dan sukacita. Walaupun di antara mereka masih sulit untuk percaya. Itu terlalu ajaib bagi manusia.
Paskah adalah berita tentang sukacita dan harapan di dalam Tuhan. Sang Juruselamat yang telah menebus dosa di atas Golgota telah bangkit dari kematian. Kemenangan atas maut telah disajikan di depan mata manusia. Maka dari itu, seharusnya manusia mampu bersukacita dan berpengharapan dalam segala keadaan dan perkara. Karena Ia yang penuh kasih dan rahmat, telah membebaskan kita dari kutuk dan dosa. Jadi, mengapa kita harus hidup dalam kesuraman, kesedihan dan keputusasaan?
Hidup dalam keputusasaan adalah penyangkalan terhadap kasih dan kuasa Allah yang maha dahsyat. Hidup dalam kesedihan dan kesuraman adalah penyangkalan terhadap berkat dan pertolongan Tuhan yang tak lekang oleh waktu. Tetapi, hidup yang penuh dengan syukur, harapan dan sukacita adalah hidup yang menghargai dan menghidupi karya dan kemenangan-Nya.
Keluarga besar SMA Kristen 1 Metro meresponi karya penebusan dan kemenangan Sang Juruselamat. Kami yang telah merasakan kasih-Nya yang besar, mencoba menghidupinya. Kami yang dikasihi, harus mau mengasihi yang lain. Salah satu aksi nyata kami adalah berbagi.
Kami berbagi sembako kepada sesama kami yang membutuhkan. Kami memberi dari apa yang ada pada kami. Dengan senyum dan sukacita kami menyusuri pelosok kota Metro untuk sedikit berbagi. Tak besar yang kami bisa beri, tapi kami berbahagia. Apalagi, ketika melihat senyum bahagia di wajah mereka yang menerima bukti kasih kami. Ah…berbagi memang akan selalu menyuburkan rasa bahagia si pemberi dan penerima secara bersama-sama.
Kami tak ingin berhenti di moment paskah ini saja, kami mau membawa spirit mengasihi dan berbagi menjadi spirit hidup keluarga besar SMA Kristen 1 Metro. Tak harus menunggu kaya untuk berbagi harta. Oleh karena itu, kami mau berbagi karena ada sesuatu yang dapat dibagikan. Ada kasih Allah yang bergelora untuk sesama. Semoga, spirit ini terus berkobar hingga paskah tahun depan. Selamat paskah buat kita semua. Soli Deo Gloria
@Dr. Andrias_Pujiono, M.Th